Minggu, 30 November 2014

Mereka yang Begitu Berharga...

Menurutku, bagi siapapun mereka, keluarga menjadi bagian terpenting dalam hidup. Ada yang mengaku keluarga justru menjerumuskan, ada yang mengaku rumah justru menjadi sumber kepenatan. Tapi menurutku, dalam hati, mereka rindu rumah. Mereka rindu hangatnya pelukan keluarga. Mungkin yang perlu dibenahi adalah kualitas komunikasinya. Aku pun gitu, kadang merasa bahwa rumah sudah tidak lagi menyenangkan, hawa rumah rasanya menyesakkan. Ketika pikiran kaya gitu mulai main-main di kepala, coba sedikit lapangkan dada, inget-inget momen indah bareng keluarga. Karena mungkin sebenernya, yang main-main di kepala itu cuma sementara.

Bapak, adalah satu orang luar biasa yang aku acungin empat jempol dalam melindungi dan menyayangi keluarganya. Bapak cinta banget sama kami anak-anaknya. Hal simpel seperti makan di luar, udah jadi hal istimewa buat bapak, Bapak paling nggak suka pergi ke mall. Bapak paling suka pergi ke alam terbuka dan syahdu menghabiskan waktu dengan keluarga, hehe. Tuh, aktifitas makan duren di pinggir jalan juga jadi hal berharga buat Bapak :)
Bapak ngajarin aku sama adek-adek sederhananya bahagia, dan itu bisa dimulai dari mencintai diri sendiri, mencintai keluarga, dan mencintai lingkungan. Sayang banget mengabaikan "ramahnya" keluarga sama kita.

 


Momen seru selanjutnya itu pas lagi main sama keluarga besar. Siapa bilang kita yang udah besar nggak bisa akrab sama mereka yang kecil-kecil? Nggak juga. Sering nemu temen yang bilang kalau lebaran bingung mau ngapain, Aku sempet ngerasa heran, kok bisa? Menurut dia, sepupu-sepupunya masih kecil-kecil. Di keluarganya, dia ada di level menengah, hehehe... Yang besar udah nikah, yang kecil masih kelas SMP atau SD. Aku seneng ngga ngalami hal serupa, hihihi.. aku masih nyaman banget main sama mereka yang bahkan masih duduk di bangku TK. Dari mereka aku belajar banyak, tentang bahagia tanpa "karena", tentang ketulusan, tentang menjalani berbagai hal tanpa ragu, tentang menangis yang mudah bangkit lagi, dan banyak pelajaran lain.


Terus, siapa bilang yang masih muda nggak bisa gaul dan akrab sama yang tua? Menjadikan mereka sahabat itu menyenangkan. Mereka yang kaya pengalaman hidup bikin aku mendalami pola pikir mereka, Setidaknya aku tahu bagaimana mereka memandang hidup. Konflik pasti ada, bentrokan pemikiran juga ada, debat pun sering ^^ Tapi ujung-ujungnya kembali pada peluk dan tawa. Cerita tentang rumah yang menyesakkan dada, semua lebur atas nama cinta :D

*Nomm Nommm*

Kuliner. Itu hobi yang nggak ada matinya, hahahaha... Nggak pernah habis bahan buat menjelajah hobi satu ini. Kadang harus merogoh kocek dalam-dalam, tapi kadang cuma butuh berapa rupiah aja buat nikmatin hidangan lezat. Ada kata-kata anonim (yang aku lupa baca dimana, hehehe) bilang kalau aktivitas makan saja sudah tergolong refreshing. Dan ya memang bener, bahkan sekedar makan nasi sayur di rumah pun, bisa menjadi sarana "menghela nafas" :D


Kalau ditanya makanan apa yang jadi favorit, dengan lantang dan keyakinan penuh bakal ngejawab, "Semua sukaaaaa", hahahaha... semua jadi favorit sih, dan aku ga pilih-pilih tempat kalau lagi kulineran. Mau di cafe-cafean, pedagang kaki lima pinggir jalan, sampai sekolahan jadi tempat kuliner favoritku. Sekolahan? Iya, sekolahan. Aku hapal dimana penjual bakso pentol yang enak, cilok yang sip, lekker yang yahud, sampai seblak yang paling top. Awalnya sih sempet dapet lampu kuning dari ibu tercintah, soalnya memang jajanan sekarang suka sok asik. Enak di mulut, nggak enak di perut. Ya formalinlah, boraxlah. Taktik andalan cuma, "bismillah", habis itu jajan lagi :3

Next, aku hobi makan mi instan, Indomie rasa soto. Itu kalo dipakein sawi, bakso, sama rawit merah, apalagi dimakan pas hujan-hujan, wuih rasanya nggak terkatakan, enak, segeeerr... Sayangnya, makanan satu ini dapet lampu kuning dari Bapak tersayang. Ceritanya nih, ada anak temennya meninggal dunia gegara rajin mengonsumsi makanan lezat satu ini. Akhirnya, jalan tengah ditempuh, konsumsi mi instan cuma boleh seminggu sekali, waks T.T
yah syudahlah, yang penting masih ada mi-mi yang lainnya; mi ayam, mi godog, mi kuah surabaya, mi aceh, heuheu :p

Kalo kulineran, asiknya itu sama temen yang sama-sama punya hobi kulineran. Apa pasal? yap, karena mereka kadang nggak itungan untuk hal satu ini. Mereka rela bayar lebih kalau memang itu sepadan sama masakan atau makanan yang mereka beli.

Sempet sedih sama cafe satu ini. Spesialis pancake, dan memang pancakenya oke banget. Terus apa yang bikin sedih? *tarik nafas dulu* harganya tu lho yang wow banget. Itu 1 porsi pancake dimakannya berdua sama temen, huhuhu... Minumannya juga, ikutan bikin mata melek harganya, hihi...
Bicara tentang harga, banyak yang bilang relatif. Ada temen yang komen,"Lah harga segitu mah biasa". Ada juga yang begitu ngedenger geleng-geleng kepala,"Duit segitu bisa buat aku makan 3kali 3 hari deh di warteg. Udah pake ayam sama es teh lagi". Denger itu cuma bisa meringis dan diam berpikir...

Yah gitulah warna-warninya wisata kuliner. Ada yang sekedar icip-icip sekali waktu, ada yang terus nagih dan jadi kesukaan, bahkan ada yang jadi referensi sajian di rumah. Makan buat aku bukan semata-mata urusan perut. Lebih dari itu, untuk aku pribadi, aktivitas makan adalah ibadah. Tapi gimana makanan itu bisa bawa berkah buat badan kita sendiri. Pernah ditanya sama temen,"Memang apa sih berkah makanan itu? Kenapa kalo kamu makan sampe nasi sebutir-butirnya kamu habisin?"
Aku cuma diem dan mikir, iya ya, memang dimana letak berkahnya makan?

Ibu tercintaku yang menjawab,"Berkahnya makan itu ada di khasiat nasi atau makanan lain yang kamu makan. Kalau makanan itu bisa ngasih kamu tenaga buat beraktivitas sehari-hari, terus dari aktivitas itu kamu menghasilkan sesuatu, itu yang namanya keberkahan..."
Cuma bisa bilang "Ooo" aja. Iya juga ya, kalo habis makan sakit, bukan keberkahan namanya. 


Kuliner juga jadi ajang untuk silaturrahim. Meet up sama temen, chit chat, tukar cerita, aktivitas itu selalu dilengkapi dengan agenda kuliner. Ini salah satu berkah makanan juga kali yak :3
Silaturrahim, mendekatkan satu sama lain. Kadang juga meski cuma sekedar jajan ringan, terus kumpul  sama-sama temen itu udah seru. Nggak perlu kuliner mahal, cafe bagus, teras indomaret juga jadi. Hahaha, jadi luas juga ya lingkup wisata kulinernya? :D

Nikmati makan, lakukan sebagai ibadah. Lakukan dengan syukur. Pernah nyoba sekali waktu bener-bener makan pakai "hati". Bener-bener dinikmati, disyukuri Allah masih memberi rezeki hari ini. Sedih waktu liat video saudara muslim di Suriah, anak-anak kecil mengais remah-remah roti di puing-puing bangunan sisa peperangan. Mereka sering tidak makan dan kelaparan. Hanya karena Kepala Keluarga tidak memiliki tanda pengenal, mereka tidak dapat menikmati bantuan bahan pangan. Sedang mereka yang menikmati bantuan (menurut pengakuan anak-anak Suriah) dengan mudahnya menyisakan makanan mereka dan membuangnya begitu saja.

Just share, semoga menjadi bahan renungan bersama :D

love love love travelling soooo much ^^


Halloooww Pagilaran ^^ seneng banget akhirnya bisa main kesini. Sempet denger cerita dari Bapak yang hobi MTB katanya disini hawanya sejuk, arenanya seru dibuat MTB-an. Late post sih yaak, tapi ga apa-apa lah, yang penting cerita serunya bisa dibagi, ehehe. Pagilaran itu kebun teh yang ada di daerah Batang, Jawa Tengah. Ceritanya sih kesini bukan diniatin, ehehe..aku sama keluarga kesini karena memang ada acara farewell party atasan Bapak yang mau mutasi. Jadi seru liburan rame-rame sama orang-orang kantor.

Waktu itu inget banget bulan Januari. Dari Semarang siang habis dzuhuran, nyampe sini sorean. Dan wow, subhanallah, jalan menuju tempat kami nginep itu indah banget! gambarannya nih, kaya pas Sherina lagi otewe ke puncak, tempat Sadam di film Petualangan Sherina, hahahaha...
Sampai lokasi kami disambut hawa dingin dan kabut. Jangan tanya airnya, duingin bangeeett. Dan jangan ditanya juga mandi atau engganya sore itu, hihihi...

Kami nginep disini dua hari satu malam, dikumpulkan di 2 villa. Kira-kira cuma 12 kepala keluarga aja yang ikutan. Setelah naruh barang-barang di kamar yang telah ditentukan, aku sama adek-adek menjelajah area sekitar villa. Udah mulai gelap sih, tapi kapan lagi bisa menjelajah bebas gini ^^

Sebenernya pengen ngapture gambar lebih besaaar, soalnya pemandangan di samping-sampingnya itu ngga kalah bagus. Namun apa daya kamera ta muat :p
Puas menjelajah, aku sama adek-adek siap-siap makan malam di aula lepas isya. Mungkin efek hawa juga kali ya, makanan jadi keliatan enak-enak smua, ahahaha...
Acara selanjutnya ada acara bareng sama keluarga kantor, doorprize, nyanyi bareng, malam keakraban sebelum perpisahan ceritanya, hehe. Cuma sayangnya nggak bisa ikut karena adek kena alergi dingin, jadi kudu nemenin balik ke kamar. Yah yang penting sehat dulu, jadi hari berikutnya bisa ikut agenda yang asik-asik :p

Besoknya, agenda seru udah disipkan panitia. Kami jalan-jalan mengelili kebun teh setelah sarapan pagi bersama di aula, yeay!
Lagi-lagi, nggak usah ditanya indahnya gimana. Cuma bisa bilang Subhanallah2 aja ^^
Nggak ada yang nggak excited, semuanya semangat.


Acara selanjutnya, kami dapat ilmu baru dari tour guidenya. Kami diajak ke pabrik pengolahan teh dan diajak untuk melihat-lihat proses pengolahannya; dimulai dari daun teh yaang dikeringkan, didiamkan semalam, kemudian "seperti disangrai" dalam mesin tong raksasa. Sayang, dokumentasinya hilang :(

Kami dapat pengetahuan baru, bahwa ternyata teh yang dihasilkan oleh Pagilaran ini tidak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Harga teh berkualitas tinggi tidak dapat dijangkau oelh masyarakat kita. Alhasil, daun-daun teh tersebut dieskpor ke negara-negara Benua Eropa. Satu merek teh yang dapat kita nikmati, yakni Lipton Ice Tea, yang merupakan hasil dari olahan teh Pagilaran. Wah, sayang banget ya. Masyarakat Indonesia yang mengolah justru dapat teh-teh kualitas kesekian. 

Yap, waktunya pulang. Agenda diakhiri dengan menikmati segelas teh Pagilaran. Ternyata rasanya memang beda. Warnanya lebih bening, rasanya lebih sepet. Menurut tour guide yang mendampingi kami, teh Pagilaran banyak khasiatnya. Zat anti oksidan yang dikandungnya jauh lebih tinggi. Bahkan, teh Pagilaran yang asli, bisa menghilangkan kotoran di mata dengan menggunakan daun teh sebagai masker mata. oh iya, kenapa asli? Karena ternyata, harga teh yang tinggi, menyebabkan masyarakat sekitar "membuat" teh yang serupa tapi tak sama, hehehe...
Sekedar saran, baiknya kalau ingin mengonsumsi teh ini lebih baik beli langsung ke kantor sekretariat Teh Pagilaran :)

okay, see yaaa Pagilaran. Next time pengen bisa balik lagi ^^